Friday, February 12, 2016

Sajak-sajak Yoga Pratama

Jika Tahun Ini Penghabisanku

Nuansa yang indah malam ini,
ketika lelah datang kian kalah
masalah kian hilang mengaku salah.

Ingin kubangkitkan kenangan indah yang telah mati
untuk melihat yang kian menangkan tenang
kuatkan mimpi yang hendak tewas oleh sebatang kuas
alat melukis mimpiku dulu
dilangit malam yang sempat menyanjungku.

Tapi!
Aku tak tahu sejauh apa aku bertahan dengan mimpi
sekuat apa aku selami ini sendiri
ketika sunyi semakin menyiksa batinku
menuai kegilaan semakin jadi.
Sejadi-jadinya.

Kepalaku sakit
sakit sekali.
Tak mampu aku menulis dan menyisihkan kisah
aku tak sanggup
kesakitanku semakin sakit
hempas sepi semakin jadi.
Sejadi-jadinya.

Jika tahun ini penghabisanku.
Cepatlah....
Aku diam untuknya berlalu
mendiamkan yang hilang semakin hilang
mndiamkan yang datang untuk ikut menghilang.

Jika tahun ini penghabisanku
setidaknya aku tahu
bahwa hidupku hanyalah pintu perlintasan
yang hanya sekejap untuk melintas mengisi kisahmu dan tulisanku
yang kian tak menjadi apa-apa.

Jika tahun ini penghabisanku
peluklah malamku ini untuk terakhir kali
aku pamit dengan kesakitanku
menjauhimu... menjauhi mimpiku.. menjauhi yang pernah tertulis...

Akhir Desember 2015


Aku, Kau, dan HuJanuari

Apa yang pertama kali kau ingat tentang hujan
Apakah ketakutan.
Atau, hujan begitu tajam menusuk sukmamu hingga terluka.
Bagiku hujan berbicara kerinduan
aku, kau, dan kenangan yang pernah tercipta.
“Aku, kau dan HuJanuari” itu
menyapa, dalam ketakutan tentang cinta
menyapa.... menguatkanku saat terluka.

Ya,
aku lukis satu persatu
aku eja hujan yang turun dibalik rindu.

Pekat awan. Hujan datang.
Lantas, kemanakah kita.
Jalanan sepi, kian tak bertepi.
Sedangkan, kegundahaan kian menyambang;
HuJanuari perpisahan dan pertemuan.

Kelak di Januari yang akan datang
hujan akan berbicara hal yang sama
tentang “Aku, Kau dan HuJanuari”
tentang Hujan di Januari yang basahi sepi.

Jika memang hujan ini penghantar kedatanganmu
akan aku sambut dengan peluk rinduku.
Jika memang hujan ini penghantar kepergianmu
akan aku jadikan hujan sebagai pengganti dirimu
agar dinginya tetap hangat
sehangat cinta yang pernah kau sajikan.
Di HuJanuari itu.

Januari 2010


Badai dalam Secangkir Kopi


Hendak ingin memiliki
tapi takut.
Karena aku tak bisa menikmatinya.
Hanya mampu mencium aroma khasnya.

Desember 2015




De Javu

Pernah ada
pernah dirasa
pernah terasa
pernah terjadi diwaktu sebelumnya
dan semua kembali terulang
seolah hadirnya seperti biasa
karena pernah terbiasa.

Januari 2016


-----------
Yoga Pratama, lahir di Simbarwaringin, Lampung Tengah, 2 Februari 1992. Saat ini bergiat di Komunitas Malam Puisi Bandarlampung sebagai Koordinator Hubungan Eksternal.


Fajar Sumatera, Jumat, 12 Februari 2016

No comments:

Post a Comment