Friday, January 22, 2016

Sajak-sajak Eddy Pranata PNP

Tangan Waktu

andai waktu punya tangan dan tangan itu bisa kupanjangkan
pertemuan denganmu tidaklah sesingkat dan sepahit kenangan
dengan tangan waktu yang memanjang aku lebih erat dan lama memeluk
tubuh-cahaya yang memantul di lobby hotel
tapi segalanya serba tergesa; tubuhmu menyisakan wangi
dan kau ke stasiun aku kembali ke dermaga
kauhirup debu dan udara kota seraya menapaki
kelok-riuhnya jalan hidupmu
dan aku kembali melaut; mendayung sampanku
merayakan keringat hidupku yang asin-kelat!

Cilacap, 01 Desember 2015



Kepada Puisi Aku Kembali

hanya kepadaMu aku berserah
hanya kepadaMu aku merindu
hanya kepadaMu aku menanti
kepada Puisi jua aku kembali!

Cilacap, 30 Nopember 2015


Aku Melihat Dirimu Menjauh dengan Langkah Tergesa


kepergianmu yang sangat tergesa, meninggalkan secangkir kopi
yang belum sempat kauminum
meninggalkan kenangan dalam ruangan
; pertemuan abu rokokmu dan asbak
menyisakan bau-rindu akan wangi tubuhmu
juga sorot matamu yang menusuk-nusuk senyapku
engkau memang selalu terlihat tergesa; perempuan perkasa
yang mengemas hari-harimu dengan bulir-bulir keringat
dengan semangatmu yang ingin selalu menaklukkan kesendirianmu
dengan mata mimpi yang menyala; kau hendak menggenggam matahari
o, perempuan perkasa-- asap rokokmu masih mengepul?
aku melihat dirimu menjauh dengan langkah tergesa!

Cilacap, 26 Nopember 2015



Sahabatku
aku hanya bisa melihatmu dari kejauhan
dari lembah yang satu ke lembah yang lain
kaukumpulkan sisa mimpimu
keringatmu mengeras menjadi butiran-butiran api
yang tanpa kausadari perlahan membakar tubuhmu
o, aku hanya bisa melihatmu dari kejauhan-- sahabatku!

Cilacap, 25 Nopember 2015


Pada

pada keheningan aku belajar memahami segala derita
pada riuh ombak aku belajar riuhnya hidup
pada karang-karang aku memaknai cinta
pada kesetiaanmu kulabuhkan perahuku
pada puisimu yang tak sudah-sudah aku istirah
pada kedalaman lautmu aku menyerah.

Cilacap, 25 Nopember 2015



Selendang Senyap

sudah bertahun-tahun perempuan berselendang senyap sukar sekali memejamkan mata
tetapi ia terus berusaha menjaga suasana hatinya
agar tidak segera putus asa, tidak lekas gila
direndanya hari-harinya dengan nyala api dari dada     
: bertarung dengan debu dan sembilu
  dan sesekali tertawa
  pura-pura bahagia!

Cilacap, 24 Nopember 2015



Aduhai

sekerat apel, sesayat senja, segores saja luka
aduhai nikmatnya!

Cilacap, 22 Nopember 2015



------------------
Eddy Pranata PNP, sekarang tinggal di Cirebah --sebuah dusun di pinggiran barat Banyumas, Jawa Tengah. Lahir 31 Agustus 1963 di Padang Panjang, Sumatra Barat.  Sehari-hari beraktivitas di  Pelabuhan Tanjung Intan Cilacap. Buku puisinya: Improvisasi Sunyi (1997), Sajak-sajak Perih Berhamburan di Udara (2012), dan Bila Jasadku Kaumasukkan ke Liang Kubur (2015).

Fajar Sumatera, Jumat, 22 Januari 2016

No comments:

Post a Comment